Jumat, 23 Mei 2014

Penata Cahaya (Lighting)

Ada 2 jenis tata cahaya yang utama yang sering dipakai oleh juru kamera, yaitu :
High Key adalah sebuah scene yang penampilannya lebih condong ke cerah. Efek dari tata cahaya high key relative hanya sedikit ada bayangan, tetapi penting juga ada sedikit bagian yang gelap sebagai bahwa indikasi bahwa high key bukan over exposed.
Low Key adalah sebaliknya, hanya bagian – bagian yang pokok yang diberikan cahaya cukup, sedangkan bagian – bagian lainnya ada dalam bayangan gelap. Sering terjadi juga salah pengertian bahwa untuk mendapatkan efek low key ialah dengan membuat under exposed, yang benar adalah perbandingan ratio antara gelap dan terang.Tata cahaya mempunyai beberapa fungsi, antara lain :Key Light, merupakan sumber cahaya utama untuk suatu karakter tertentu disuatu tempat dalam scene. Jika objeknya bergerak maka menggunakan beberapa key lightFill Light, tujuannya untuk mengisi ( fill ) bayangan yang disebabkan oleh key light. Karena harus dihindari agar tidak menimbulkan bayangan baru, maka biasanya ditempatkan dekat kamera. Fill light bisa juga dengan menggunakan sumber cahaya soft. Kualitas dari soft light yang tidak menimbulkan bayangan memberikan kebebasan dalam penempatannya.Back Light, ditempatkan diatas atau dibelakang objek untuk memberi cahaya diatas kepala atau diatas pundak.Dalam tata cahaya kadang diperlukan efek khusus. Efek cahaya lain yang sering digunakan adalah Eye Light, sebuah lampu kecil dengan cahaya kuat yang ditempatkan di dekat kamera. Karena cahayanya lemah maka dia menimbulkan fill light di mata actor, disamping refleksinya akan membuat matanya berbinar. Terakhir adalah background light atau set light, untuk memberi cahaya pada tembok atau furniture.Tata Cahaya/LampuTata cahaya/lampu adalah unsur tata artistik yang cukup penting dalam pertunjukan teater. Sejak ditemukannya lampu sebagai penerangan, manusia menciptakan modifikasi dan menemukan hal-hal baru yang dapat digunakan untuk menerangi panggung pementasan. Seorang penata cahaya/ lampu perlu mempelajari pengetahuan dasar dan penguasaan peralatan tata cahaya/lampu yang selanjutnya dapat diterap-kan dan dikembangkan untuk kepentingan artistik pemang-gungan.a. Fungsi Tata Cahaya/LampuTata cahaya/lampu yang hadir di atas panggung dan menyinari semua objek sesungguhnya menghadirkan kemung-kinan bagi sutradara, aktor dan penonton untuk saling melihat dan berkomunikasi. Semua objek yang disinari memberikan gambaran yang jelas kepada penonton tentang segala sesu-atu yang akan dikomunikasikan. Dengan cahaya, sutradara dapat menghadirkan ilusi imajinatif. Banyak hal yang bisa difungsikan bekaitan dengan peran tata cahaya/lampu tetapi fungsi dasar tata cahaya/lampu ini ada empat, yaitu pene-rangan, dimensi, pemilihan, dan atmosfir .Penerangan. Inilah fungsi paling mendasar dari tata cahaya. Lampu memberi penerangan pada pemain dan setiap objek yang ada di atas panggung. Istilah penerangan dalam tata cahaya/panggung bukan hanya sekedar memberi efek terang sehingga bisa dilihat tetapi juga memberi penerangan bagian tertentu dengan intensitas tertentu. Tidak semua area di atas panggung memiliki tingkat terang yang sama tetapi diatur de-gan tujuan dan maksud tertentu sehingga menegaskan pesan yang hendak disampaikan melalui laku aktor di atas pentas.Dimensi. Dengan tata cahaya/lampu kedalaman sebuah obj-ek dapat dicitrakan. Dimensi dapat diciptakan dengan memba-gi sisi gelap dan terang atas objek yang disinari sehingga membantu perspektif tata panggung. Jika semua objek dite-rangi dengan intensitas yang sama maka gambar yang akan tertangkap oleh mata penonton menjadi datar. Dengan penga-turan tingkat intensitas serta pemilahan sisi gelap dan terang maka dimensi objek akan muncul.Pemilihan. Tata cahaya/lampu dapat dimanfaatkan untuk menentukan objek dan area yang hendak disinari. Jika dalam film dan televisi sutradara dapat memilih adegan mengguna-kan kamera maka sutradara panggung melakukannya dengan cahaya. Dalam teater, penonton secara normal dapat melihat seluruh area panggung, untuk memberikan fokus perhatian pada area atau aksi tertentu. Pengaturan tata cahaya/lampu ini tidak hanya berpengaruh bagi perhatian penonton tetapi juga bagi para aktor di atas pentas serta keindahan tata pang-gung yang dihadirkan.Atmosfir. Yang paling menarik dari fungsi tata cahaya/lampu adalah kemampuannya menghadirkan suasana yang mempe-ngaruhi emosi penonton. Kata “atmosfir” digunakan untuk menjelaskan suasana serta emosi yang terkandung dalam pe-ristiwa lakon. Tata cahaya/lampu mampu menghadirkan sua-sana yang dikehendaki oleh lakon. Sejak ditemukannya tek-nologi pencahayaan panggung, efek lampu dapat diciptakan untuk menirukan cahaya bulan dan matahari pada waktu-waktu tertentu. Misalnya, warna cahaya matahari pagi berbe-da dengan siang hari.Keempat fungsi pokok tata cahaya di atas tidak berdiri sendiri. Artinya, masing-masing fungsi memiliki interaksi (sa-ling mempengaruhi). Fungsi penerangan dilakukan dengan memilih area tertentu untuk memberikan gambaran dimensi-onal objek, suasana, dan emosi peristiwa.Selain keempat fungsi pokok di atas, tata cahaya me-miliki fungsi pendukung yang dikembangkan secara berlainan oleh masing-masing ahli tata cahaya. Beberapa fungsi pendu-kung yang dapat ditemukan dalam tata cahaya adalah sebagai berikut.Gerak. Tata cahaya tidaklah statis. Sepanjang pementasan, cahaya selalu bergerak dan berpindah dari area satu ke area lain, dari objek satu ke objek lain. Gerak perpindahan cahaya ini mengalir sehingga kadang-kadang perubahannya disadari oleh penonton dan kadang tidak. Jika perpindahan cahaya bergerak dari aktor satu ke aktor lain dalam area yang berbe-da, penonton dapat melihatnya dengan jelas. Tetapi perganti-an cahaya dalam satu area ketika adegan tengah berlangsung terkadang tidak secara langsung disadari. Tanpa sadar penon-ton dibawa ke dalam suasana yang berbeda melalui perubah-an cahaya.Gaya. Cahaya dapat menunjukkan gaya pementasan yang sedang dilakonkan. Gaya realis atau naturalis yang mensya-ratkan detil kenyataan mengharuskan tata cahaya mengikuti cahaya alami seperti matahari, bulan atau lampu meja. Dalam gaya Surealis tata cahaya diproyeksikan untuk menyajikan imajinasi atau fantasi di luar kenyataan seharihari. Dalam pe-mentasan komedi atau dagelan tata cahaya membutuhkan tingkat penerangan yang tinggi sehingga setiap gerak lucu yang dilakukan oleh aktor dapat tertangkap jelas oleh penonton.Komposisi. Cahaya dapat dimanfaatkan untuk menciptakan lukisan panggung melalui tatanan warna yang dihasilkannya.Penekanan. Tata cahaya dapat memberikan penekanan ter-tentu pada adegan atau objek yang dinginkan. Penggunaan warna serta intensitas dapat menarik perhatian penonton se-hingga membantu pesan yang hendak disampaikan. Sebuah bagian bangunan yang tinggi yang senantiasa disinari cahaya sepanjang pertunjukan akan menarik perhatian penonton dan menimbulkan pertanyaan sehingga membuat penonton me-nyelidiki maksud dari hal tersebut.Pemberian tanda. Cahaya berfungsi untuk memberi tanda selama pertunjukan berlangsung. Misalnya, fade out untuk mengakhiri sebuah adegan, fade in untuk memulai adegan dan black out sebagai akhir dari cerita. Dalam pementasan te-ater tradisional, black out biasanya digunakan sebagai tanda ganti adegan diiringi dengan pergantian set.b. Peralatan Tata Cahaya/LampuKerja tata cahaya/lampu adalah kerja pengaturan sinar di atas pentas. Kecakapan dalam mendisitribusi cahaya ke atas pentas sangat dibutuhkan. Dengan peralatan tata cahaya, kontrol atau kendali atas distribusi cahaya itu dapat dikerjakan. Penata cahaya perlu mengendalikan intensitas, warna, arah, bentuk, ukuran, dan kualitas cahaya serta gerak arus cahaya. Semua kendali itu bisa dimungkinkan karena adanya peralatan tata cahaya/lampu yang memang dirancang untuk tujuan ter-sebut. Penguasaan peralatan tata cahaya/lampu wajib dipela-jari oleh penata cahaya.KONSEP PENATA CAHAYAPencahayaan             Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan lingkungan yang aman dan nyaman dan berkaitan erat dengan produktivitas manusia. Pencahayaan yang baik memungkinkan orang dapat melihat objek – objek yang dikerjakannya secara jelas dan cepat. Menurut sumbernya, pencahayaan dapat dibagi menjadi : 1. Pencahayaan Alami             Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar matahari. Sinar alami mempunyai banyak keuntungan, selain menghemat energi listrik juga dapat membunuh kuman. Untuk mendapatkan pencahayaan alami pada suatu ruang diperlukan jendela – jendela yang besar ataupun dinding kaca sekurang-kurangnya 1/6 daripada luas lantai. Sumber pencahayaan alami kadang dirasa kurang efektif dibanding dengan penggunaan pencahayaan buatan, selain karena intensitas cahaya yang tidak tetap, sumber alami menghasilkan panas terutama saat siang hari. Faktor – faktor yang perlu diperhatikan agar penggunaan sinar alami mendapat keuntungan, yaitu : 1. Variasi intensitas cahaya matahari2. Distribusi dari terangnya cahaya.3. Efek dari lokasi, pemantulan cahaya, jarak antar bangunan.4. Letak geografis dan kegunaan bangunan gedung 2. Pencahayaan Buatan             Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber cahaya selaincahaya alami. Pencahayaan buatan sangat diperlukan apabila posisi ruangan sulit dicapai oleh pencahayaan alami atau saat pencahayaan alami tidak mencukupi. Fungsi pokok pencahayaan buatan baik yang diterapkan secara tersendiri maupun yang dikombinasikan dengan pencahayaan alami adalah sebagai berikut: 1. Menciptakan lingkungan yang memungkinkan penghuni melihat secara detail serta terlaksananya tugas serta kegiatan visual secara mudah dan tepat. 2. Memungkinkan penghuni berjalan dan bergerak secara mudah dan aman. 3. Tidak menimbukan pertambahan suhu udara yang berlebihan pada tempat kerja. 4. Memberikan pencahayaan dengan intensitas yang tetap menyebar secara merata, tidak berkedip, tidak menyilaukan, dan tidak menimbulkan bayang – bayang. 5. Meningkatkan lingkungan visual yang nyaman dan meningkatkan prestasi. Sistem pencahayaan buatan yang sering dipergunakan secara umum dapatdibedakan atas 3 macam yakni : 1. Sistem Pencahayaan Merata             Pada sistem ini iluminasi cahaya tersebar secara merata di seluruh ruangan. Sistem pencahayaan ini cocok untuk ruangan yang tidak dipergunakan untuk melakukan tugas visual khusus. Pada sistem ini sejumlah armatur ditempatkan secara teratur di seluruh langit – langit. 2. Sistem Pencahayaan Terarah             Pada sistem ini seluruh ruangan memperoleh pencahayaan dari salah satu arah tertentu. Sistem ini cocok untuk pameran atau penonjolan suatu objek karena akan tampak lebih jelas. Lebih dari itu, pencahayaan terarah yang menyoroti satu objek tersebut berperan sebagai sumber cahaya sekunder untuk ruangan sekitar, yakni melalui mekanisme pemantulan cahaya. Sistem ini dapat juga digabungkan dengan sistem pencahayaan merata karena bermanfaat mengurangi efek menjemukan yang mungkin ditimbulkan oleh pencahayaan merata. 3. Sistem Pencahayaan Setempat             Pada sistem ini cahaya dikonsentrasikan pada suatu objek tertentu misalnya tempat kerja yang memerlukan tugas visual. Untuk mendapatkan pencahayaan yang sesuai dalam suatu ruang, maka diperlukan sistem pencahayaan yang tepat sesuai dengan kebutuhannya. Sistem pencahayaan diruangan, termasuk di tempat kerja dapat dibedakan menjadi 5 macam yaitu : 1. Sistem Pencahayaan Langsung (Direct Lighting)             Pada sistem ini 90 – 100% cahaya diarahkan secara langsung ke benda yang perlu diterangi. Sistem ini dinilai paling efektif dalam mengatur pencahayaan, tetapi ada kelemahannya karena dapat menimbulkan bahaya serta kesilauan yang mengganggu, baik karena penyinaran langsung maupun karena pantulan cahaya. Untuk efek yangoptimal, disarankan langi – langit, dinding serta benda yang ada didalam ruangan perlu diberi warna cerah agar tampak menyegarkan. 2. Pencahayaan Semi Langsung (Semi Direct Lighting)             Pada sistem ini 60 – 90% cahaya diarahkan langsung pada benda yang perlu diterangi, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit – langit dan dinding. Dengan sistem ini kelemahan sistem pencahayaan langsung dapat dikurangi. Diketahui bahwa langit – langit dan dinding yang diplester putih memiliki effiesien pemantulan 90%, sedangkan apabila dicat putih effisien pemantulan antara 5 – 90%. 3. Sistem Pencahayaan Diffus (General Diffus Lighting)             Pada sistem ini setengah cahaya 40 – 60% diarahkan pada benda yang perlu disinari, sedangka sisanya dipantulkan ke langit – langit dan dinding. Dalam pencahayaan sistem ini termasuk sistem direct -indirect yakni memancarkan setengah cahaya ke bawah dan sisanya keatas. Pada sistem ini masalah bayangan dan kesilauan masih ditemui. 4. Sistem Pencahayaan Semi Tidak Langsung (Semi Indirect Lighting).             Pada sistem ini 60 – 90% cahaya diarahkan ke langit – langit dan dinding bagian atas, sedangkan sisanya diarahkan ke bagian bawah. Untuk hasil yang optimal disarankan langit – langit perlu diberikan perhatian serta dirawat dengan baik. Pada sistem ini masalah bayangan praktis tidak ada serta kesilauan dapat dikurangi. 5. Sistem Pencahayaan Tidak Langsung (Indirect Lighting)             Pada sistem ini 90 – 100% cahaya diarahkan ke langit – langit dan dinding bagian atas kemudian dipantulkan untuk menerangi seluruh ruangan. Agar seluruh langit – langit dapat menjadi sumber cahaya, perlu diberikan perhatian dan pemeliharaan yang baik.Keuntungan sistem ini adalah tidak menimbulkan bayangan dan kesilauan sedangkan kerugiannya mengurangi effisien cahaya total yang jatuh pada permukaan kerja. Penggunaan tiga cahaya utama adalah hal umum yang berlaku di dunia film dan photography. Pada presentasi arsitektural penggunaannya akan sedikit berbeda, walaupun masih dalam kerangka pemikiran yang sama. Agar pembaca lebih mudah memahami topik ini, saya menyertakan ilustrasi – ilustrasi gambar di bawah ini. Harap diingat bahwa topik ini tidak terkait dengan penggunaan software apapun, baik 3D Studio MAX, Lightwave, Maya, Softimage, ataupun software lainnya. THREE POINTS LIGHTING :             Ini sudah menjadi rumusan atau formula dasar sebuah pencahayaan dalam produksi video,film, dan foto. Tigapoint penting itu terdiri atas : 1. Key Light : Key Light adalah pencahayaan utama yang di arahkan pada objek, Dan Merupakan sumber pencahayaan paling dominan atau pokok dalam frame tangkapan kamera. Biasanya, lebih terang dibandingkan denganFill Light. Dalam desain tiga point penahayaan, key light ditempatkan pada sudut 45 Derajat di atas objek. 2. Fill Light : Fill Light merupakan pencahayaan tambahan, yang biasanya digunakan untuk menghilangkan bayanganobjek yang disebabkan oleh Key Light. Fill Light ditempatkan bersebrangan dengan objek yang mempunyai jarak yang sama dengan Key Light. Intensitas pencahayaan Fill Light biasanya setengah dari Key LightFill Light juga berguna untuk mengisi bagian yang gelap, Asalkan perbandingan gelap terang disesuaikan dengan adegan yang diinginkan. 3. Back Light : Adalah pencahayaan dari arah belakang objek, yang berfungsi memberikan dimensi agar objek tidak ”Menyatu” dengan latar belakang. Pencahayaan ini diletakkan 45 Derajat di belakang objek. Intensitas pencahayaanBack Light sangat tergantung pada pencahayaan Key Light dan Fill Light, dan tentu saja tergantung pada objeknya. Misalnya, Back Light bagi orang berambut pirang akan sedikit berbeda dengan warna rambut hitam. 4. Available Light : Adalah cahaya pendukung suasana, yang salah satu fungsinya ialah mempertegas suasana. Misalnya, menciptakan suasana malam hari atau mistis dengan lampu kebiruan. Atau, mendukung artificial shot suasana ruang disebuah tempat pada siang hari dengan cara memunculkan cahaya jatuh dari sela – sela jendela atau genting. Dalam tata cahaya, kadang diperlukan efek khusus. Efek cahaya lainnya yang sering kali digunakan adalah Eye Light,yakni sebuah lampu kecil dengan cahaya kuat yang ditempatkan didekat kamera. Karena cahanya lemah, lampu ini menimbulkan Fill Light dimata aktor. Selain itu, refleksinya akan membuat matanya berbinar. Adapun Background Light atau Set Light akan memberi cahaya pada tembok atau furniture.            Pada dasar – dasar pencahayaan, selain tiga pencahayaan utama terdapat dua pencahayaan lain yang mendukung sebuah karya menjadi terlihat nyata yang disebut cahaya tambahan. Cahaya tambahan terdapat dua macam yaitu : 1. Cahaya Aksentuasi (Kickers light)        Kickers berfungsi untuk memberikan penekanan (aksentuasi) pada objek -objek tertentu. Lampu spot adalah yang terbaik digunakan karena mempunyai kemiripan dengan sifat lampu spot halogen yang biasa dipergunakan sebagai elemen interior. Intensitas cahaya aksentuasi tidak boleh melebihi key light karena akan menciptakan “over exposure” sehingga hasil karya jadi terlihat seperti photo yang kelebihan cahaya. 2. Cahaya Pantul (Bounce light)           Setiap benda yang terkena cahaya pasti akan memantulkan kembali sebagian cahayanya. Misalnya cahaya matahari masuk melalui jendela dan menimbulkan “pendar” pada bagian tembok dan jendela. Warna pendaran cahaya tersebut juga harus disesuaikan dengan warna material yang memantulkan cahaya. Semakin tingga kadar reflektifitas suatu benda, seperti kaca misalnya, semakin besarlah “pendar” cahaya yang ditimbulkannya. Pada program – program 3D tertentu seperti Lightwave dan program rendering seperti BMRT dari Renderman, atau Arnold renderer. EfekBounce Light bisa ditimbulkan tanpa menggunakan bounce light tambahan. Program secara otomatis menghitung pantulan masing – masing benda berdasarkan berkas – berkas photon yang datang dari arah cahaya. Namun karena photon adalah sistem partikel, maka perhitungan algoritma pada saat rendering akan semakin besar. Artinya waktu yang diperlukan untuk rendering akan semakin besar. Ada kalanya proses ini memakan waktu 10 kali lebih lama dibandingkan dengan menciptakan bounce light secara manual satu persatu.Proses simulasi photon yang lebih dikenal sebagai radiosity tersebut sangat handal untuk menciptakan gambarstill image, tetapi tidak dianjurkan untuk membuat sebuah animasi. Penggunaannya akan sangat tergantung kepada kondisi yang pembaca alami dalam proses pembuatan ilustrasi. Bounce light merupakan elemen yang sangat penting dalam menciptakan kesan nyata pada gambar kita. Tanpa bounce light maka ilustrasi arsitektur akan berkesan seperti gambar komputer biasa yang kaku dan tidak berkesan hidup. Pemantulan cahaya dibagi atas dua bagian yaitu : 1. Specular Reflection             Pantulan sinar cahaya pada permukaan yang mengkilap dan rata seperti cermin yang memantulkan sinar cahaya kearah yang dengan mudah dapat diduga. 2. Diffuse Reflection             Pantulan sinar cahaya pada permukaan tidak mengkilap seperti pada kertas atau batu. Pantulan ini mempunyai distribusi sinar pantul yang tergantung pada struktur mikroskopik permukaan. Pencahayaan Dalam Ruangan             Pencahayaan di dalam ruangan / indoor misalnya pencahayaan yang sudah ada (lampu neon atau lampu pijar). Pencahayaan ini bisa dimanfaatkan untuk keperluan shooting, walaupun bisa jadi banyak kelemahan, diantaranya intensitas cahaya yang dihasilkan terlalu rendah untuk kepentingan shooting. Dengan teknologi video digital hal ini masih bisa diakali dengan menaikan iris, walau demikian pasti ada batas toleransinya. Ketika kita menaikan f – stop di kamera, mungkin gambar yang dihasilkan akan tampak grainy / bintik – bintik. Usahakan, obyek mendapat pencahayaan yang cukup, walaupun tidak selalu solusi yang baik, coba memindahkan obyek / subyek yang akan anda shoot pada area cukup cahaya dimana cahaya lampu itu jatuh.             Jika anda akan shooting di dalam ruang kamar, anda bisa memanfaatkan cahaya matahari dari luar ruangan. Namun sekali lagi, anda harus mengatur posisi subyek agar mendapatkan intensitas pencahayaan yang diinginkan. Luar Ruangan             Ketika kita akan shooting di luar ruangan / exterior pada siang hari yang harus diperhatikan adalah arah matahari. Tidak terlalu disarankan untuk shooting dari jam 11 hingga jam 1 siang, karena cahaya matahari sedang terik – teriknya dan mungkin berada persis di atas obyek, yang artinya akan menimbulkan bayangan. Untuk menurunkan intensitas cahaya yang terlalu kuat, anda bisa memanfaatkan filter Neutral Density / ND yang ada pada kamera. Dengan menggunakan filter ini, cahaya yang berlebihan akan direduce / dikurangi sehingga menjadi normal. Saran saya, ketika harus shooting di siang hari dan hanya menggunakan available light, antara jam 2 hingga jam 4 sore. Untuk mengatur arah pencahayaan gunakanlah reflektor. Menggunakan Reflektor           Reflektor merupakan sebuah alat untuk merefleksikan atau memantulkan cahaya pada subyek. Reflektor untuk keperluan shooting (juga pemotretan) sudah banyak didesain oleh pabrik, tapi beberapa kawan dengan kreatif membuat reflektor sendiri. Obyek Bergerak            Jika menggunakan pencahayaan dengan lighting yang normal / artificial light dimana sumber cahaya bisa digeser untuk menyesuaikan cahaya yang harus didapatkan oleh obyek /subyek /area shooting kita. Beda halnya jika kita memanfaatkan available light. Saran saya, gunakanlah iris secara manual karena dengan demikian kita bisa menyesuaikan sumber cahaya yang masuk dengan mengontrol irisnya. Cahaya dan Pencahayaan            Shooting adalah melukis dengan cahaya. Unsur cahaya berarti sangat penting dalam pembuatan film maupun acara televisi. Cahaya tidak selalu berurusan dengan lampu. Ada sumber cahaya lain selain dari sumber lampu. Secara sederhana ada dua jenis sumber pecahayaan, yakni pencahayaan alami (natural) dan pencahayaan buatan (artificial).             Cahaya merupakan gelombang elektromagnestis yang diterima oleh indera penglihat (mata) yang kemudian diteruskan ke otak yang akan merespon, menanggapi ransangan cahaya terebut. Sederhanya, tanpa cahaya maka benda tidak akan kelihatan. Atas dasar itulah, produksi film dan video memerlukan cahaya agar subyek bisa terlihat. Pencahayaan televisi dan film memiliki fungís – fungsi berikut:1. Menyinari obyek / subyek.2. Menciptakan gambar yang artistik.3. Menghilangkan bayangan yang tidak perlu.4. Membuat efek khusus.             Menyinari objek artinya memberikan pencahayaan agar objek atau subjek bisa terlihat jelas sesuai konsep filmitu sendiri. Tidak semua bayangan itu diperlukan dan tidak semua bayangan tidak diperlukan. Dengan pencahayaan tertentu bayangan bisa dihilangkan, dikurangi, atau bahkan ditambah. Perlu tidaknya bayangan atau shadow, lagi – lagi sangat tergantung dari konsep film itu sendiri. Arah Cahaya Arah cahaya dari pencahayaan akan bergantung pada ketinggian dan sudut dari sumber cahaya tadi. Dari atas, bawah, atau rata dengan obyek? Dengan demikian kita akan tahu bayangan yang dihasilkan cahaya tadi jatuh dimana. Peletakan sumber cahaya di atas subyek akan menghasilkan efek yang berbeda jika dibandingkan dengan peletakkan sumber cahaya dari arah bawah subyek. Arah pencahyaan ini biasanya disebut sebagai down angle dan up angle.Dengan down angle akan menghasilkan bayangan yang jatuh kearah tubuh (kalau subyeknya orang). Sebagai contoh, konsep down angle bisa dilakukan pada scene interograsi, akan kelihatan dramatis. Sedangkan up angle akan menghasilkan pencahayaan yang kurang lazim, namun dengan penempatan pencahayaan seperti ini subyek akan kelihatan powefull dan gagah. Kualitas Cahaya             Kualitas pencahayaan berkaitan dengan keras atau lembutnya pencahayaan itu sendiri. Secara garis besar ada dua kualitas pencahayaan, yaitu hard light dan soft light. Hard light mempunyai karakteristik pencahyaan yang kuat dimana shadow atau bayangan lebih terlihat jelas. Softlight memiliki karakter sebaliknya, antara pencahayaan dengan bayangan hanya memiliki perbedaan yang tipis. Rasio Pencahayaan Lighting Ratio merupakan perbandingan antara brightness dan lightness. Misalnya perbandingan 2:1, dimana pencahayaan area terang dua kali lipat dibanding area gelap. Teknologi video memungkinkan sampai pada rasio 4:1,area terang memiliki intensitas 4 kali lebih terang dibandingkan area gelap. Jika lebih dari itu, maka unsur detail bayangan atau shadow akan hilang. Kontrol Cahaya Ini merupakan metode untuk menambah atau mengurangi pencahayaan dari sumber cahaya. Penambahan atau pengurangan ini untuk menghasilkan efek tertentu. Misalnya efek cahaya matahari yang memancar masuk pada jendela kamar tidur, digunakan translucent yang ditempelkan dekat sumber cahaya. Mengukur Intensitas            Intensitas cahaya yang yang dihasilkan dari key light, fill light,serta backlight bisa diukur oleh sebuah alat yakniLightmeter. Ada dua jenis alat ini yaitu Incident and Reflectant. Incident diperuntukkan untuk mengukur intensitas cahaya yang “jatuh” pada subjek. Sedangkan Reflectant dipergunakan untuk mengukur intensitas cahaya yang dipantulkan oleh subyek. Jenis – jenis Lampu : Banyak sekali jenis lampu yang digunakan dalam proses pengambilan gambar atau  shooting. Jenis lampu itu terdiri atas :Blonde : 1000-2000 Watt, biasanya digunakan sebagai pencahayaan flood untuk area yang luas.Readhead 650 – 1000 Watt, digunakan sebagai key flood untuk area yang luas.Pepper Light : 100 – 1000 Watt, lampu dengan intensitas rendah digunakan khusus untuk key light atau fill light.HMI : ini merupakan jenis lampu kualitas tinggi.Hallogen : 100 – 500 Watt, digunakan sebagai key flood untuk area luas, jenis lampu ini biasanya digunakan untuk produksi dengan budgeting rendah.Fresnell : Jenis lampu yang memiliki lensa khusus yang memancarkan cahaya.Kinoflo : 400 Watt, digunakan sebagai key light untuk area yang luas.Temperatur Warna             Temperatur Warna merupakan kesan yang ditimbulkan oleh cahaya terhadap sebuah obyek ketika cahaya itu mengenai obyek. Ukuran temperatur warna dinyatakan dalam satuan derajat Kelvin (K). Semakin besar ukuran derajatKelvin, maka warna obyek semakin putih, kebalikannya maka obyek akan terlihat semakin menguning. Jenis – jenis Lighting (Pencahayaan) :             Pada umumnya, ada dua jenis tata cahaya yang sering kali dipakai oleh kameramen. Kedua jenis tata cahaya utama yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1. High Key : Adalah sebuah scene yang penampilannya lebih condong ke cerah. Efek dari tata cahaya High Keyrelatif hanya sedikit ada bayangan, tetapi penting juga ada sedikit bagian yang gelap sebagai indikasi bahwa High Keybukanlah Over Exposed. 2. Low Key : Adalah kebalikan dari High Key, yaitu hanya bagian – bagian pokok yang mendapatkan cahaya cukup, sedangkan bagian – bagian lainnya ada dalam bayangan gelap. Dalam hal ini, sering terjadi salah pengertian bahwa untuk mendapatkan efek low key, kita harus membuat Under Exposed. Sebenarnya, yang harus kita perhatikan adalah perbandingan ratio antara gelap dan terang. (Riezky Adrian, 25/2/2013).




Sumber:http://multitiya.blogspot.com/p/tata-cahaya.htmlA
x

Tidak ada komentar:

Posting Komentar